Month: September 2017

Dari Kosong Sampai Penuh

Sebuah buku anak populer menceritakan kisah tentang seorang anak kampung yang miskin bernama Bartolomeus. Saat ia melepas topinya untuk menghormati raja, tiba-tiba topi yang mirip muncul dan langsung bertengger di atas kepalanya. Hal itu membuat raja marah karena ia menganggap anak itu tidak menghormatinya. Bartolomeus melepas topi demi topi sambil diseret ke istana untuk dihukum. Setiap kali ia melepas topinya, topi baru segera muncul di atas kepalanya. Tiap topi yang baru lebih indah daripada topi sebelumnya, bahkan dihiasi permata mahal dan bulu-bulu mewah. Topinya yang ke-500 diincar oleh Raja Derwin, yang akhirnya mengampuni Bartolomeus dan membeli topi itu seharga 500 keping emas. Setelah itu, tidak ada lagi topi yang muncul di kepala Bartolomeus; ia menerima kebebasan dan uang yang dapat menghidupi keluarganya.

Bible Conference 2017

Klik di sini

Segarkan kembali kerohanian Anda dan temukan hikmat dari kehidupan tokoh-tokoh Alkitab bersama Rev. Bill Crowder dalam Bible Conference ODB Indonesia.

Bible Conference 2017

Segarkan kembali kerohanian Anda dan temukan hikmat dari kehidupan tokoh-tokoh Alkitab bersama Rev. Bill Crowder dalam Bible Conference ODB Indonesia.

Terpisah tetapi Tidak Terabaikan

Karena haru, saya nyaris tak bisa berkata-kata saat harus berpisah dengan keponakan saya sebelum ia berangkat ke Massachusetts untuk menempuh kuliah pascasarjana di Universitas Boston. Meskipun ia pernah berkuliah di luar kota selama empat tahun, sekolahnya masih berada di negara bagian tempat kami tinggal. Hanya dengan berkendara 2,5 jam, kami dapat mudah bertemu dengannya. Namun sekarang ia berkuliah di kota yang jauhnya lebih dari 1.300 km. Kami tidak bisa lagi bertemu secara rutin untuk berbincang-bincang. Saya harus meyakini bahwa Allah yang akan memeliharanya.

Hidup dalam Kemah

Karena bertumbuh besar di Minnesota yang dikenal dengan danau-danaunya yang indah, saya senang pergi berkemah untuk menikmati keindahan alam ciptaan Allah. Namun, jujur saja, tidur di kemah yang tipis dan rapuh bukanlah bagian favorit dari pengalaman itu—apalagi saat hujan di malam hari dan kemah yang bocor membuat kantong tidur pun menjadi basah.

Jawaban Simon

Refuge Rabindranath telah melayani kaum muda di Sri Lanka lebih dari sepuluh tahun. Ia sering berinteraksi dengan para pemuda hingga larut malam—bermain bersama, mendengarkan, menasihati, dan mengajar mereka. Ia menikmati pelayanannya itu, tetapi terkadang ia juga merasa kecewa ketika murid-murid yang menjanjikan ternyata meninggalkan imannya. Adakalanya ia merasa seperti Simon Petrus di Lukas 5.